Geografi UMS Luncurkan Program Air Minum Muhammadiyah (PAMMU), Solusi Air Bersih untuk Warga Sambirejo, Sragen

SURAKARTA – Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) resmi meluncurkan Program Air Minum Muhammadiyah (PAMMU) yang terletak di Desa Kadipiro, Kec. Sambirejo, Sragen. Program ini didanai oleh Lazismu Sragen dan didukung penuh oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sambirejo.

Program PAMMU berawal dari penemuan sumur di lahan milik Sumanto Al-Faris, yang menurut laporan warga memiliki kualitas air yang sangat baik. Menyadari potensi besar sumber air tersebut, tim dari Fakultas Geografi UMS yang dipimpin oleh Jumadi, S.Si., M.Sc., PhD., segera melakukan penelitian terhadap kualitas airnya.

“Kami sangat terkesan dengan hasil penelitian ini. Sumber air ini memiliki kualitas yang sangat baik, bahkan lebih baik dari sebagian besar sumber air minum yang ada. Ini adalah berkah besar bagi masyarakat di Ngledok dan Dlisen, Desa Kadipiro, yang selama ini mengalami kesulitan air,” kata Jumadi, S.Si., M.Sc., PhD., yang juga menjadi Dekan Fakultas Geografi UMS Kamis, (19/9).

Penelitian itu, lanjutnya, melibatkan 26 parameter fisika, kimia, dan biologi, yang menunjukkan bahwa air dari sumur tersebut memenuhi baku mutu air minum tanpa perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Temuan ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat setempat, yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih secara layak.

“Kehadiran PAMMU menjadi solusi yang sangat dinantikan oleh masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan akses air bersih. Peluncuran ini menjadi puncak dari rangkaian persiapan yang telah dilakukan selama beberapa bulan terakhir, melibatkan penelitian, kolaborasi, dan gotong-royong antara berbagai pihak,” ungkap Jumadi.

Selama ini, warga sekitar Desa Kadipiro mengalami kesulitan air bersih, terutama karena pasokan air yang sering tidak memenuhi kebutuhan mereka. Seperti yang disampaikan oleh salah satu warga, Muhgito, mulai dari pukul 4 sore sampai 7 malam sering mengalami mati listrik, yang menyebabkan air dari PDAM tidak mengalir.

“Ini sangat menyulitkan kami untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini menjadi dorongan bagi Fakultas Geografi UMS untuk mengembangkan solusi yang lebih berkelanjutan dan efektif bagi masyarakat,” terang Muhgito.

Pelaksanaan program ini dimulai dengan uji laboratorium terhadap kualitas air, yang diikuti dengan perencanaan jaringan pipa untuk mendistribusikan air dari sumber ke rumah-rumah warga. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara pengelolaan air bersih ini, serta pentingnya perawatan jaringan distribusi air agar program ini dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Sragen, Ridwan Adi Sukmono, menyatakan bahwa program itu merupakan kolaborasi antara berbagai pihak, yaitu Fakultas Geografi UMS, Lazismu, PCM Sambirejo, serta masyarakat setempat, menjadi kunci sukses dari program ini.

“Setiap pertemuan warga selalu mengeluhkan air yang tidak mengalir meskipun pembayaran tetap berjalan. Ini menjadi salah satu alasan kami melakukan riset terhadap sumber mata air ini. Kami berharap program ini terus berkelanjutan, dan Fakultas Geografi UMS dapat kembali melakukan riset terkait debit air agar sumber air ini bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak warga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ridwan berharap bahwa inisiatif ini bisa menjadi model kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga amal dalam menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan air bersih.

“Kami ingin ini menjadi contoh bahwa dengan gotong-royong dan kerjasama, kita bisa mengatasi permasalahan besar seperti krisis air bersih,” pungkasnya. (Yusuf/Humas)

Ikuti kami

@pdmSukoharjo