Oleh: Mujibuddakwah
Komunisme Wabah Dunia
Karl Marx dan Friedrich Engels adalah dua anak muda yang meletakkan dasar dari ideologi komunis. Tujuan ideologinya, “Merebut kekuasaan dengan kekerasan, menggulingkan seluruh kekuatan sosial yang ada” (Manifesto Komunis, 1848). Dalam perebutan kekuasaan dengan kekerasan itu ada setidaknya 18 butir patokan yang menjadi tuntunan praktis mereka, yaitu: berdusta, memutar balik fakta, memalsukan dokumen, memfitnah, memeras, menipu, menghasut, menyuap, intimidasi, bersikap keras, membenci, mencaci maki, menyiksa, memerkosa, merusak-menyabot, membumi hangus, membunuh sampai membantai. Ringkasnya, dalam satu kalimat pegangan para anggota komunis adalah “tujuan menghalalkan cara”. Dari sini saja mustahil konsep agama dapat menerimanya, terlebih lagi Islam yang bahkan dalam perangpun mewajibkan adab.
Sangat wajarlah, jika dengan ideologi terbut sangat berdampak pada rusaknya kemanusiaan, melahirkan bencana yang tak terkirakan, Taufik Ismail menyajikan faktanya dalam “Katastrofi Mendunia” atau bencana yang mendunia :
500.000 rakyat Rusia dibantai Lenin (1917-1923)
6 juta petani kulak di Rusia dibantai Stalin (1929)
40 juta rakyat Rusia dibantai Stalin (1925-1953)
50 juta penduduk Republik Rakyat Cina dibantai Mao Tse Tung (1940-1976)
2,5 juta rakyat Kamboja dibantai Pol Pot (1975-1979)
1 juta rakyat Eropa Timur berbagai negara dibantai rezim Komunis setempat dibantu Rusia Soviet (1950-an-1980-an)
150.000 rakyat Amerika Latin dibantai rezim Komunis setempat (idem)
1,7 juta rakyat di berbagai negara Afrika dibantai rezim Komunis setempat (idem)
1,5 juta rakyat Afghanistan dibantai Najibullah (1978-1987)
Menurut Taufik Ismail, jika dalam kurun waktu 1917-1991 data-data kebiadapan Partai Komunis seluruh dunia direkonstruksi dalam kerangka waktu, tahun, tempat, dan jumlah korban, maka korban kebiadapan Komunisme akan terbaca:
Membantai 100 juta manusia di 76 negara
1.350.000 orang dalam setahun
3.702 orang dalam sehari
154 orang perjam
25 orang permenit
24 detik per orang
Data tersebut belum termasuk di Indonesia dan negara tetangga.
Sejarah Kebiadaban PKI di Indonesia yang Mulai Remang-remang
Jika kita berselancar di internet mencari data tentang sejarah PKI di Indonesia maka jika generalisasikan, kita akan disuguhi dua data yang saling berlawanan, pertama : menunjukkan tentang betapa biadab dan kejamnya PKI, yang kedua : menunjukkan bahwa PKI adalah korban kesewenang-wenangan orde baru. Kemudian bagi para pembaca yang sama sekali belum pernah mendapat informasi tentang PKI akan mencoba membandingkan, menimbang dan memutuskan untuk lebih percaya konsep sejarah yang mana yang akan diambil. Jika memilih konsep yang pertama, maka ia akan tumbuh menjadi penentang PKI, dan sebaliknya jika memilih konsep ke dua, maka hatinya akan memihak untuk membela PKI. Nampak, ada upaya-upaya yang jelas-jelas berusaha untuk mengaburkan sejarah PKI di Indonesia, artikel-artikel yang berisi pembelaan terhadap PKI tersebar masif di internet, artikel-artikel yang berisi teori-teori konspirasi tentang tragedi G30S PKI dimana PKI dimunculkan sebagai korban disebar luas di internet, bahkan telah menjadi diskusi-diskusi hangat oleh orang-orang yang tidak begitu anti-PKI, parahnya lagi kita telah mendengar adanya tuntutan agar pemerintah meminta maaf kepada PKI, adanya fraksi di DPR yang menghedaki dihapusnya Tap MPRS No. XXV/1966 tentang pelarangan PKI. Itu semua jelas merupakan bukti simpatisan PKI masih ada dan upaya-upaya membangkitkannya lagi terus dilakukan sampai sekarang, dimulai dari pengaburan sejarah. Maka dari itu sangat perlu diingat kembali fakta sejarah, dimana PKI lah yang memulai penghianatan terhadap Indonesia, PKI lah yang mulai melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap para santri, tokoh ulama dan umaro di negeri ini.
Bersama Menghadang Bangkitnya Komunisme
Penolakan terhadap komunisme adalah harga mati, walaupun keberadaan komunisme saat ini tidak seekstrim jaman dahulu yang terang-terangan menampilkan identitas dan kekerasan dalam melakukan pemberontakan namun bahayanya tidak boleh dianggap remeh, karena mereka terus akan bermetamorfosa dalam berbagai bentuk yang mungkin. Sehingga perlu upaya-paya dari semua elemen masyarakat untuk menghadangnya, diantaranya:
1. Memperkuat Tauhid Menjadi Kunci Utama
Tauhid adalah lawan mutlak dari Atheis, ketika di hati seseorang ada tauhid yang benar maka secara otomatis konsep komunisme akan sulit untuk masuk pada pemikiran orang tersebut. perlu diingat bahwa ketika komunisme berjaya selalu orang-orang beragamalah yang menjadi korban pertamanya, maka dengan selalu berusaha menjaga kemurniaan tauhid diri sendiri, keluarga dan masyarakat melalui nasehat, kajian atau pendidikan akan menjadi penghalang utama tersebarnya paham-paham komunisme.
2. Doktrin Sedini Mungkin Para Pelajar
Informasi tentang sejarah kelam PKI di sekolah sangatlah minim, hanya sebatas runtutan waktu dan tanggal. Sehingga pelajar-pelajar sekarang ini sedikit sekali pemahamannya tentang bahaya komunisme, dan bahkan banyak pula yang sama sekali belum tahu. Remaja selalu menjadi sasaran utama ideologi komunisme, karena belum stabilnya kedewasaan berpikir, lebih menyukai hal-hal yang berbau kebebasan, anti pengekangan, mudah kecanduan hal-hal yang sifatnya konspiratif membuat remaja mudah sekali untuk masuk terjerumus ke dalam ideologi komunis. Dari situ wajib bagi setiap sekolah untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan belanegara dan memberikan informasi sedetail mungkin tentang sejarah dan bahaya dari komunisme, melalui kegiatan-kegiatan kepanduan, paskibra atau diskusi-diskusi/seminar yang sifatnya rutin.
3. Membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali Komunis
Masyarakat harus diingatkan kembali tentang sejarah komunisme dan kebiadabannya, bisa malalui diskusi/ seminar, pengajian ataupun yang lainnya. Seperti moment-moment nasional kebangsaan seperti halnya HUT RI atau Hari Kesaktian Pancasila diisi dengan napak tilas sejarah kelam kekejaman PKI, setahun sekali dua kali akan sangat membantu menghadang bangkitnya kembali komunisme.
4. Pro Aktif Mengawasi Kemunculan Komunisme Gaya Baru
Tidak sekali dua kali kita membaca berita tentang mulai beredarnya simbol-simbol palu arit di Indonesia, jelas sekali ini adalah sinyal-sinyal kemunculan mereka. Mereka sedang mengamati respon dari masyarakat dan pemerintah, ketika masyarakat dan pemerintah sudah terbelah dalam menaggapi dan menindak kemunculan simbol palu arit, ini menjadi kabar gembira bagi mereka untuk siap kembali terbuka ke publik.
Maka kita harus pro aktif melaporkan setiap ada kemunculan simbol, ataupun jika menemui gerakan-gerakan yang menjurus pada komunisme. Selain itu juga sangat perlu mewaspadai eks Tapol/Napol G. 30 S/PKI dan kegiatannya yang lebih sering berupaya untuk mengaburkan sejarah.
Komunisme tidak akan pernah mati, karena SETAN juga tetap terus hidup sampai kiamat. Komunisme akan terus bermetamorfosa dan beradaptasi masuk ke sendi-sendi berbangsa dan bernegara kemudian menghancurkannya. Komunisme akan tampil dengan propaganda-proganda indahnya, mencoba memutarbalikkan fakta memperdaya seolah-olah mereka mulia telah berjasa untuk negara, namun setelah cukup kuasa mereka akan mulai kembali menebas habis membantai lawan politik dan lawan ideologinya (Agama). Mari jangan biarkan semua itu terjadi lagi, cukuplah sejarah masa lalu yang kelam, mari bersama kita jaga keutuhan bangsa, karena kesatuan NKRI harga mati.