Hikmah Walkout di PBB: Tindakan Moral Kolektif untuk Palestina

Bagikan Juga Ke

Oleh: H. Aris Rakhmadi, S.T., M.Eng.

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ عَلَى نِعْمَةِ الْإِسْلَامِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِنُصْرَةِ الْحَقِّ وَدَفْعِ الظُّلْمِ. نَسْأَلُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يُؤَيِّدَ إِخْوَانَنَا فِي فِلَسْطِينِ، وَأَنْ يُعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ .نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Segala puji hanya bagi Allah Subḥānahu wa Taʿālā yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman, nikmat Islam, kesehatan, dan kesempatan untuk berkumpul di hari Jumat yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, teladan agung yang membimbing umatnya untuk menjaga persaudaraan, menebarkan kebaikan, serta mendoakan keselamatan bagi negeri.

Hadirin sekalian, nikmat terbesar yang Allah karuniakan adalah iman dan Islam, serta kesempatan hidup yang masih Allah panjangkan hingga saat ini. Selama napas masih berhembus, marilah kita syukuri dengan ketakwaan yang tulus, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Āli ‘Imrān: 102)

Pada khutbah Jumat ini marilah kita mengarahkan hati dan pikiran untuk merenungi keadaan saudara-saudara kita di Palestina, yang hingga kini masih berada dalam belenggu penjajahan dan kezaliman. Islam mengajarkan kita untuk tidak menutup mata terhadap penderitaan kaum tertindas, melainkan menghadirkan doa, dukungan, dan kepedulian nyata sebagai bentuk iman. Sebagai bangsa Indonesia, kita pun mewarisi amanat luhur untuk menolak segala bentuk penjajahan, karena kemerdekaan adalah hak asasi seluruh umat manusia. Semoga Allah ﷻ menguatkan tekad kita dalam membela kebenaran, memelihara persatuan, dan menganugerahkan kemenangan sejati bagi Palestina.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan forum tertinggi dunia di mana para pemimpin negara menyampaikan pandangan dan sikap politiknya di hadapan komunitas internasional. Peristiwa walkout atau keluarnya banyak delegasi negara dari ruang sidang PBB ketika Perdana Menteri Israel berpidato bukanlah kejadian biasa. Ia adalah simbol nyata penolakan moral terhadap kezaliman dan penindasan yang selama ini terjadi di bumi Palestina. Walaupun hanya berupa tindakan simbolik, namun ia menunjukkan bahwa fitrah hati manusia, ketika tidak tertutup oleh kepentingan, akan selalu membenci kezaliman dan cenderung kepada keadilan.

Islam sendiri mengingatkan agar kita tidak condong, apalagi mendukung, kepada orang-orang zalim. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنْ أَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

Artinya: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain dari Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS. Hūd: 113)

Ayat ini menegaskan, sekadar kecenderungan hati kepada kezhaliman saja sudah diancam dengan neraka. Apalagi jika sampai membela atau melanggengkan kezaliman. Maka tindakan walkout para delegasi dunia di sidang PBB dapat dipahami sebagai bentuk sikap menjauh dari para pelaku kezaliman, sebuah pesan moral bahwa kebatilan tidak layak untuk didengar dan tidak patut diberikan legitimasi.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Peristiwa walkout yang dilakukan oleh banyak delegasi negara di Sidang Umum PBB bukan sekadar aksi diplomatik. Lebih dari itu, ia adalah bentuk nyata dari tindakan moral kolektif — sebuah kesadaran bersama bahwa kezaliman tidak boleh dibiarkan, dan kebatilan tidak pantas mendapatkan tempat untuk berbicara. Di balik langkah meninggalkan ruang sidang itu, tersimpan pesan kuat bahwa hati nurani umat manusia belum mati; bahwa masih ada suara keadilan yang berani berdiri walau dalam forum yang penuh kepentingan politik.

Islam menempatkan keadilan sebagai nilai tertinggi yang wajib ditegakkan oleh siapa pun, kapan pun, dan terhadap siapa pun, bahkan sekalipun terhadap musuh atau diri sendiri. Keadilan bukan hanya prinsip hukum, tetapi juga cerminan ketakwaan. Ia menjadi bukti bahwa iman tidak hanya diucapkan oleh lisan, tetapi diwujudkan dalam sikap dan tindakan nyata.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisā’: 135)

Ayat ini menegaskan bahwa keberpihakan seorang mukmin tidak boleh didasarkan pada kedekatan, kepentingan, atau tekanan. Keadilan adalah perintah Allah yang harus ditegakkan meskipun terhadap pihak yang dibenci. Karena itu, aksi walkout yang dilakukan oleh banyak negara dapat dimaknai sebagai saksi keadilan kolektif dari masyarakat dunia — bahwa kebatilan harus ditinggalkan, dan para pelaku kezaliman tidak pantas diberi ruang untuk menyebarkan kebohongan.

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Dari fenomena walkout di PBB kita dapat mengambil pelajaran bahwa sebesar apapun kekuasaan, kesombongan, dan propaganda yang dibangun oleh para pelaku kezaliman, tetap ada saat di mana dunia menolaknya. Allah ﷻ seakan memperlihatkan kepada kita bahwa kebatilan tidak akan pernah mampu menghapus fitrah kebenaran yang ditanamkan dalam hati manusia.

Lebih dari itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi kita tentang doa orang-orang yang dizalimi. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa doa orang yang tertindas adalah doa yang mustajab, karena tidak ada penghalang antara doa tersebut dengan Allah ﷻ. Dalam sebuah hadits sahih, Rasulullah ﷺ bersabda:

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini memberikan pesan mendalam bahwa kekuatan sejati bukanlah pada senjata, politik, atau kekuasaan, melainkan pada doa yang tulus keluar dari hati orang-orang tertindas. Doa itulah yang menjadi senjata paling ampuh, karena langsung sampai kepada Allah tanpa hijab.

Maka, solidaritas moral dunia dalam bentuk walkout di PBB dapat kita pahami sebagai tanda bahwa janji Allah itu pasti benar: kezaliman tidak akan kekal, dan kebenaran pasti menang pada waktunya. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa berpihak kepada yang lemah dan menolak kezaliman bukan hanya sikap politik, tetapi juga amanah iman yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Setiap muslim dituntut untuk menjadi bagian dari barisan penegak keadilan, sekecil apa pun peran yang bisa kita lakukan, karena Allah bersama orang-orang yang sabar, teguh, dan menolong kebenaran.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, dari peristiwa walkout di Sidang Umum PBB kita belajar bahwa diam terhadap kezaliman berarti turut melanggengkan kezaliman itu sendiri. Islam menuntut kita untuk berani menolak kebatilan, walau tampak kecil, karena setiap langkah menuju keadilan adalah bagian dari jihad di jalan Allah. Maka jangan pernah kita menganggap sepele sikap tegas menolak ketidakadilan, baik di rumah, di masyarakat, maupun di forum dunia.

Kita pun harus meneguhkan keyakinan bahwa pertolongan Allah pasti datang kepada orang-orang yang tertindas. Sehebat apa pun kekuasaan para penindas, doa orang-orang terzalimi akan menembus langit tanpa penghalang. Solidaritas dunia terhadap Palestina hanyalah tanda bahwa janji Allah benar: kezaliman tidak akan abadi, dan kebenaran pasti meraih kemenangan. Semoga kita tergolong dalam barisan yang Allah pilih untuk menolong agama-Nya dan membela mereka yang dilemahkan.

بارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِجَمِيعِ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Sidang Umum PBB adalah forum tertinggi dunia, dan peristiwa walkout terhadap pidato Perdana Menteri Israel menjadi simbol kuat penolakan moral terhadap kezaliman. Aksi itu menunjukkan bahwa nurani manusia yang bersih selalu membenci ketidakadilan dan berpihak pada kebenaran. Allah ﷻ telah memperingatkan dalam Al-Qur’an agar kaum beriman tidak condong kepada orang-orang zalim, karena sekadar kecenderungan saja sudah membawa pada ancaman neraka (QS. Hūd: 113). Maka sikap walkout para delegasi dunia dapat dimaknai sebagai bentuk nyata menjauh dari kezaliman, sekaligus pesan moral bahwa kebatilan tidak layak untuk didengar atau diberi legitimasi.

Fenomena walkout itu adalah tindakan moral kolektif, yang menunjukkan bahwa keadilan masih hidup dalam hati manusia. Islam menempatkan keadilan sebagai perintah utama, bahkan terhadap diri sendiri atau musuh sekalipun, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisā’: 135. Aksi meninggalkan ruang sidang tersebut menjadi saksi keadilan global — bahwa pelaku kezaliman tidak pantas diberi ruang untuk menyebarkan kebohongan. Dari sini kita belajar bahwa iman tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus terwujud dalam sikap nyata menegakkan kebenaran dan menolak kebatilan.

Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan kekuatan doa orang-orang yang dizalimi. Rasulullah ﷺ bersabda: “Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka solidaritas moral dunia terhadap Palestina dapat dipandang sebagai tanda kebenaran janji Allah: kezaliman tidak akan kekal, dan kebenaran pasti menang pada waktunya. Tugas kita sebagai umat Islam adalah tidak diam terhadap penindasan, sekecil apa pun bentuknya, serta meneguhkan keyakinan bahwa pertolongan Allah pasti bersama orang-orang yang sabar, teguh, dan menegakkan keadilan.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فِلَسْطِينِ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ نَاصِرًا وَمُؤَيِّدًا، وَاكْشِفْ عَنْهُمُ الْبَلَاءَ وَالرِّزَايَا، اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنْهُمُ الْحِصَارَ وَالظُّلْمَ وَالْعُدْوَانَ، وَاكْتُبْ لَهُمُ النَّصْرَ وَالْفَرَجَ الْقَرِيبَ، اللَّهُمَّ أَثْبِتْ أَقْدَامَهُمْ، وَقَوِّ إِيمَانَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ وَالْهِدَايَةِ، وَاجْعَلْ دِمَاءَهُمْ شُهَدَاءَ وَأَطْفَالَهُمْ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ، يَا نَاصِرَ الْمُسْتَضْعَفِينَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسلِمِين، وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسلِمِين وَالْمُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين، اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ، وَأَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِمْ، وَوَحِّدْ صُفُوفَهُمْ، اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِينَ، اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُودَ، وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّينِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

 

Aris Rakhmadi, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta sejak 2004, telah 21 tahun lebih aktif mengajar, aktif menulis di majalah Suara Muhammadiyah, Suara Aisyiyah, Tabligh, MedKom PWM Jateng


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo