Dosen UMS Wakili Indonesia di ICCS 2025 Singapura: Fokus Isu Multikultural dan Inklusivitas

WhatsApp Image 2025-07-02 at 08.41.03
Bagikan Juga Ke

SURAKARTA – Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE. terpilih menjadi salah satu delegasi internasional.

Acara ini mendapat dukungan penuh dari penyelenggara yaitu Nanyang Technological University (NTU) lewat S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) bekerja sama dengan Ministry of Culture, Community and Youth (MCCY) Singapura, untuk mengikuti konferensi bergengsi International Conference on Cohesive Societies (ICCS) 2025.

Konferensi ICCS 2025, dengan tema “Cohesive Societies, Resilient Futures,” diselenggarakan di Raffles City Convention Centre Singapura yang diselenggarakan mulai tanggal 24 – 26 dan dibuka oleh Presiden Singapura,Tharman Shanmugaratnam.

Dalam sambutan pembukaan, Hardika yang juga pendiri dari Gerakan Sosial Desamind Indonesia Foundation menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara dan lintas budaya untuk memperkuat jalinan sosial di tengah tantangan global.

“Acara ini mengundang lebih dari 2.200 peserta dari 52 negara, menghadirkan sejumlah tokoh dunia dalam berbagai plenary, breakout session, dan workshop terkait keragaman, resilien sosial, dan penguatan kohesi dalam masyarakat multikultural,” ungkap dosen UMS itu, Senin (30/6).

Selain Presiden Singapura, Menteri Agama Republik Indonesia juga turut hadir mengisi salah satu sesi. Raja Perak Sultan Nazrin Muizzuddin Shah, serta Minister of Law & Second Minister of Home Affairs, Edwin Tong juga hadir sebagai pembicara utama yang membahas tentang ‘Multicultural and Navigating Uncertainty.

Hardika Dwi Hermawan mendapat kehormatan sebagai satu dari sekitar 100 delegasi muda internasional yang diundang khusus dalam rangkaian Young Leaders Programme (YLP) 2025.

“YLP merupakan platform pengembangan kepemimpinan muda yang berlangsung lanjutan setelah ICCS (26–28 Juni),” tambahnya.

Dukungan penuh penyelenggara mencakup akomodasi dan makan selama seminggu penuh. Tiket pulang pergi dari kota asal ke Singapura juga ditanggung.

Peserta terhormat juga memiliki akses penuh ke seluruh sesi ICCS, termasuk plenary, breakout session, dan networking events. Mereka juga berkesempatan berpartisipasi dalam YLP, termasuk Cultural Networking Evening, forum teater, pengalaman lokal (heartlands), dan pelatihan soft‑skills seperti mediasi, negosiasi, dan etika dalam AI di komunitas.

Kegiatan ini juga menambah kesempatan untuk memperluas jaringan global dan membawa pengalaman kembali ke Indonesia melalui ide pro‑kegiatan sosial dan kerjasama internasional.

Dosen PTI UMS tersebut sendiri mengikuti workshop future skills pada hari pertama untuk memberikan perspektif dan keterampilan tentang bagaimana melihat kebutuhan di masa depan, serta sesi breakout dan showcase berkaitan dengan resiliensi dan tantangan masyarakat.

Hardika berharap ilmu dan koneksi yang diperoleh selama ICCS dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas akademik dan riset PTI UMS dalam bidang teknologi informasi. Ilmu yang didapatnya juga diharapkan dapat mengembangkan program-program pelibatan masyarakat (community engagement) yang mendukung keberagaman dan inklusivitas digital.

“Lalu mendorong dialog antarbudaya di lingkungan kampus dan sekitar melalui workshop dan kolaborasi bersama institusi mitra asing,” kata Hardika.

Partisipasinya dalam ICCS 2025 bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi juga bukti kepercayaan komunitas internasional terhadap kapasitas dosen dari PTI UMS. “Diharapkan pengalaman ini akan menjadi katalisator untuk program-program inovatif di bidang teknologi dan pendidikan di Indonesia,” pungkasnya. (Fika/Humas)


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo