Esensi 2 Perayaan Hari Raya Besar Umat islam

Ilustrasi-meyambut-hari-raya-Idul-Fitri
Bagikan Juga Ke

Oleh: Azam Makarim.S.H Asatidz Pondok Pesantren Imam Syuhodo

 

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ //أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه // اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. / أمّا بعد: فيا عباد الله أصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازالمؤمنون المتّقون //وقال تعالى  في كتابه الكريم : يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا //

وقال نبي صلى الله عليه وسلم: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

…………………Khutbah 1

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Tidak ada perkara yang paling penting dan pokok Ketika kita telah dipertemukan pada salah satu jengkal tanah diantara masjid”Nya, kecuali adalah rasa syukur kita kepada Allah SWT.// Atas segala kenikmatan yang allah berikan kepada kita//, atas segala kemudahan yang allah berikan dalam kehidupan kita//. Termasuk kemudahan kita dalam menghadiri ibadah yang disyariatkan pada hari jumat,  Itulah yang menjadikan kita senantiasa bersyukur, karena sesungguhnya siapapun diantara manusia yang disibukkan oleh Allah dalam kebaikan Allah mudahkan ia dalam ketaatan. maka tidak ada tempat memuji kecuali dihadapan Allah. Dan kita berharap atas untaian pujian yang kita berikan kepada_Nya, Allah tidak akan meninggalkan kita walaupun sekejap mata. Kepada-Nya kita bersyukur dan kepada-Nya kita menggantungkan segala urusan kehidupan kita.

Shalawat dan salam marilah kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi dan seorang Rasul yang sempurna, yang diutus dalam kehidupan untuk menjadi teladan bagi kita semua. Karena sesungguhnya kita diperintahkan untuk mencintai Rasulullah saw. dan mencintai bukan hanya menjadikan kita fasih bershalawat kepadanya, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mengikuti apa yang telah dicontohkan Nabi dalam kehidupannya.

Ma’asyiral Muslimin

Selanjutnya khatib mewasiatkan khususnya untuk khotib pribadi maupun kepada seluruh jamaah shalat jumat, dan umumnya kepada siapapun saudara-saudara yang kita kenal maupun tidak kita kenal, dengan wasiat yang disebutkan oleh para ulama’, sebagai wasiatul awwalina wal aakhirin, wasiat yang berlaku untuk seluruh umat manusia, yaitu wasiyatut taqwa. Allah Berfirman:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ ۚ وَإِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا

Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian (yaitu umat para nabi dan rasul sebelum datangnya nabi muhamad SAW) dan juga kepada kalian wahai umat nabi muhammad; agar kalian bertakwa kepada Allah SWT. Maka jikalau kalian kufur terhadap tuntunan taqwa ini, tidak peduli tuntunan Allah, tidak peduli tentang wasiat dan teladan rasul SAW, maka sesungguhnya milik Allahlah semua apa yang ada dilapisan langit dan bumi, Allah Maha kaya serta maha terpuji.

Ma’asyiral Muslimin, jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT

Alhamdulillah, pada tahun ini kita telah melalui dua perayaan hari raya umat Islam bersama-sama tanpa adanya halangan yang berat, tanpa ujian yang benar-benar menyulitkan kita semua. Bahkan, perayaan mingguan kita—yaitu ibadah shalat Jumat—juga masih bisa kita tunaikan dengan baik, terbukti atas izin dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa menjaga langkah kita dalam kebaikan.

Namun, tidak semua orang bisa merasakan nikmat perayaan ini dengan sepenuh hati. Ada kalanya seseorang bertemu dengan dua hari raya ini, tetapi menganggapnya biasa saja, hanya sebatas rutinitas tahunan, tanpa makna yang benar-benar membekas. Hal Ini bisa terjadi karena mereka tidak menghadirkan kekuatan hati, kekuatan iman, dan kekuatan taqwa saat menyambutnya. Maka, patut kita renungkan bahwa dua nikmat besar telah Allah karuniakan kepada kita, yaitu nikmat sehat dan nikmat sempat. Keduanya kita rasakan ketika menjalani bulan Ramadhan hingga mencapai puncaknya di Idul Fitri, dan juga saat kita menjumpai hari raya Idul Adha.

Tentunya, dua hari besar ini bukanlah sekadar ibadah seremonial, bukan pula hanya perayaan untuk berbahagia bersama. Ada makna yang dalam, ada pelajaran yang agung, dan ada esensi spiritual yang harus kita renungkan. Jika kita menilik sejarah dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i…

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)

Ma’asyiral Muslimin, jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT

Dari Perayaan Idul Fitri kita dapat mempelajari bahwa, kembalinya seseorang kepada fitrahnya dan pencapaian atas kemenangan, setelah kita melalui madrasah ramadhan, dimana kita sekolah disana, belajar mengendalikan hawa nafsu melalui puasa, belajar mencintai ibadah-ibadah yang disyariatkan Allah dan rasulnya melalui ibadah qiraatul qur’an dan juga qiyamul lail, juga belajar bagaimana kita memperhatikan ibadah sosial, bagaimana kita saling peduli terhadap sesama melalui zakat. Dan banyak ibadah lain didalamnya, maka Tidak lain hal ini merupakan pembiasaan agar kita semua menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Ma’asyiral Muslimin, jamaah jumat yang dirahmati Allah SWT

Kemudian begitu juga dengan perayaan Idul Adha, kita mempelajari dari sosok tauladan nabiyullah ibrahim AS, bagaimana nabi ibrahim sangat totalitas dalam penghambaan, kisah fenomenal ketika nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya nabi ismail, Maka sebenarnya, yang dikurbankan oleh Nabi Ibrahim AS kala itu bukanlah putranya, melainkan rasa kepemilikannya terhadap Nabi Ismail AS, maka sejatinya adalah kita menyembelih dan memutus rasa kepemilikan kita terhadap cinta apa yang dititipkan Allah kepada kita semua. Kita juga mempelajari bahwa

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Begitu pula kita belajar dari ibadah yang memiliki urgensi tingkat paling banyak didalamnya yaitu haji,, dimana haji adalah ibadah yang paling kompleks, simbolik, dan memiliki dampak yg luas. Dimana ibadah yang sangat diinginkan oleh semua umat islam yang semoga Allah mampukan kita semua untuk menunaikan suatu saat kelak. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,  وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.  أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

…………………Khutbah 2

 

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّه, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

, فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ,

Ma’asyiral Muslimin Mari kita tututp khutbah kedua pada siang hari ini dengan doa.

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،// اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ ،// ارَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ للَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين// اللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين.// رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.  رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ   Subhana rabbika rabbil izzati ama ysifun

 

 

 

 


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo