Jamaah KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo Semangat Mengikuti Manasik Haji dan Praktek Ihram

WhatsApp Image 2025-11-10 at 15.23.07
Bagikan Juga Ke

(Hj. Siti Rochmijatun dan H. Aris Rakhmadi)

Kegiatan manasik haji yang digelar oleh KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo pada Ahad, 9 November 2025 menjadi momentum penting bagi jamaah untuk menyiapkan diri secara mental, spiritual, dan fisik menjelang ibadah haji. Sebanyak 88 jamaah haji reguler dan 12 jamaah haji khusus mengikuti kegiatan ini dengan antusias, menunjukkan kesungguhan mereka dalam menapaki rangkaian ibadah yang penuh makna. Kegiatan manasik ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman teknis tentang pelaksanaan haji, tetapi juga membangun kesiapan mental dan spiritual jamaah agar dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk, tertib, dan penuh kesadaran akan nilai-nilai ibadah yang mereka lakukan.

Dalam pembukaan, jamaah diperkenalkan dengan tujuan manasik secara menyeluruh, mulai dari pengenalan doa-doa yang akan dilaksanakan, talbiyah, hingga etika ketika memasuki masjid dan melihat Ka’bah. Fokus kegiatan ini adalah menanamkan pemahaman bahwa haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang memerlukan kesadaran penuh dari setiap jamaah. Antusiasme peserta sangat terlihat sejak awal, di mana banyak jamaah yang dengan bersemangat mengikuti arahan pembimbing, menunjukkan rasa ingin belajar dan menghayati setiap doa dan praktik yang diberikan.

Selain membangun pemahaman spiritual, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan jamaah pada struktur kepemimpinan doa atau karu/karom, meskipun secara resmi pembentukan karu/karom belum dilakukan. Para peserta diberikan kesempatan untuk mencoba memimpin doa secara bergantian, sehingga mereka dapat merasakan tanggung jawab dan pengalaman langsung dalam mengatur jalannya doa kolektif. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri jamaah, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kerja sama dalam kelompok, yang merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah haji.

Dengan suasana yang hangat, penuh semangat, dan saling mendukung, kegiatan ini menjadi landasan yang kokoh bagi jamaah KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo untuk menapaki rangkaian manasik haji berikutnya dengan lebih percaya diri dan pemahaman yang matang. Kesadaran akan pentingnya persiapan mental, pemahaman doa, dan tanggung jawab sebagai pemimpin doa menjadikan pengalaman ini lebih dari sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah pembelajaran spiritual yang memperkuat kesiapan jamaah menghadapi ibadah haji.

Melatih Kepemimpinan Doa dan Menghayati Talbiyah dalam Manasik Haji

Pada kegiatan manasik haji KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo, jamaah diberikan kesempatan untuk menghidupkan pengalaman spiritual sejak awal dengan review doa-doa haji dan talbiyah. Kegiatan ini dirancang agar setiap peserta memahami makna doa yang dibaca, gerakan yang menyertainya, dan adab ketika memasuki masjid atau melihat Ka’bah. Peserta tidak hanya diminta membaca secara hafal, tetapi juga memaknai setiap kata dan menghayati setiap gerakan yang menjadi simbol perjalanan ibadah haji. Kegiatan ini penting untuk menanamkan kesadaran bahwa ibadah haji adalah kombinasi antara niat, doa, dan praktik fisik yang harus dijalankan dengan penuh ketelitian dan kesungguhan.

Selain mempelajari doa secara bersama, jamaah juga diberi kesempatan untuk mencoba memimpin doa meskipun secara resmi pembentukan karu/karom belum dilakukan. Setiap peserta yang maju menjadi pemimpin doa mendapatkan bimbingan langsung dari pembimbing, sehingga mereka dapat merasakan tanggung jawab memimpin jamaah lain dengan tepat dan khusyuk. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan pemahaman doa secara praktis, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab sosial. Jamaah belajar bahwa seorang pemimpin doa harus mampu menjaga ritme, intonasi, dan konsentrasi jamaah agar semua dapat mengikuti dengan lancar dan merasakan kekhusyukan dalam ibadah.

Proses ini juga menjadi sarana menginternalisasi nilai-nilai ibadah haji secara praktis, di mana jamaah menyadari pentingnya kedisiplinan, kesabaran, dan perhatian terhadap sesama peserta. Ketika mencoba memimpin doa, setiap jamaah tidak hanya belajar secara individual, tetapi juga merasakan dinamika kelompok, bagaimana berinteraksi dengan jamaah lain, dan bagaimana menjaga kekhusyukan seluruh kelompok selama doa. Dengan demikian, pelatihan kepemimpinan doa ini menjadi bagian integral dari pembentukan karakter jamaah, menyiapkan mereka untuk menghadapi pengalaman ibadah haji yang sesungguhnya dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab spiritual yang mereka emban.

Kegiatan ini, yang berlangsung dengan suasana hangat dan penuh semangat, memperkuat persiapan mental jamaah KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo. Dengan memahami dan menghayati talbiyah, doa-doa haji, serta tanggung jawab memimpin jamaah lain, peserta tidak hanya menambah ilmu dan pengalaman praktis, tetapi juga membangun kedekatan emosional dan spiritual dengan ibadah yang akan mereka jalani. Antusiasme yang tinggi dari jamaah menunjukkan bahwa pendekatan praktek langsung ini efektif untuk menanamkan kesadaran dan semangat ibadah yang mendalam.

Praktek Ihram dan Persiapan Teknis Ibadah Haji

Salah satu inti dari kegiatan manasik haji KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo pada Ahad, 9 November 2025 adalah praktek pemakaian kain ihram. Jamaah diberikan penjelasan detail mengenai cara memakai ihram bagian bawah dan atas agar nyaman, menutup aurat dengan sempurna, serta sesuai dengan aturan yang berlaku di Masjidil Haram. Pembimbing menjelaskan bahwa pemakaian ihram bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari rukun haji yang menuntut kesungguhan, ketelitian, dan kesadaran spiritual. Para peserta mengikuti praktek dengan antusias, mencoba mengenakan kain ihram sendiri di bawah bimbingan langsung pembimbing, sehingga setiap jamaah merasakan pengalaman nyata sebelum menghadapi manasik haji di Singkil Boyolali dan keberangkatan sesungguhnya.

Dalam praktek ihram, pembimbing menekankan beberapa hal praktis, seperti: pemilihan kain ihram yang sesuai ukuran tubuh agar tidak terlalu tipis atau sempit, penggunaan kain bawah agar memudahkan aktivitas seperti buang hajat tanpa terlihat aurat, serta cara mengenakan kain atas ketika thawaf, di mana bahu kanan harus terbuka. Penekanan ini penting karena aturan di Masjidil Haram kini mewajibkan jamaah memakai ihram sebelum memasuki pelataran Ka’bah. Jamaah juga dianjurkan menyiapkan minimal dua stel kain ihram untuk kenyamanan dan kelancaran ibadah, terutama jika mendapat kain dari souvenir bank yang kadangkala tidak sesuai standar.

Selain praktek ihram, pembimbing juga menyampaikan informasi teknis penting terkait pelaksanaan haji, antara lain: pelunasan biaya haji, penggabungan jamaah, dan tes kesehatan. Bagi jamaah yang sudah menjalani tes kesehatan, mereka dihimbau untuk segera menindaklanjuti apabila perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan tertentu, agar tidak menjadi hambatan pada saat keberangkatan. Informasi terkait pelunasan dan penggabungan jamaah diberikan agar setiap peserta memahami prosedur resmi dari pemerintah, sehingga persiapan mereka lebih matang dan semua syarat administratif terpenuhi.

Sebagai penguat pemahaman tentang ihram dalam haji, kegiatan ini menyertakan dalil dari Al-Qur’an, yaitu QS. Al-Baqarah ayat 197, yang berbunyi:

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ ۝١٩٧

“(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”

Dalil ini menegaskan bahwa ihram adalah bagian dari kesungguhan dan ketertiban dalam ibadah haji, serta menuntut perhatian terhadap adab dan etika selama pelaksanaan haji, seperti larangan berbuat rafas, berbuat maksiat, dan bertengkar. Dengan mempraktikkan pemakaian kain ihram secara benar, jamaah tidak hanya memenuhi persyaratan teknis, tetapi juga memperkuat penghayatan spiritual mereka terhadap ibadah haji.

Kegiatan praktek ihram yang dilakukan dengan bimbingan langsung ini juga membangun kedisiplinan, kesabaran, dan rasa tanggung jawab jamaah. Para peserta belajar mengatasi kendala praktis, memahami aturan baru di Masjidil Haram, serta mempersiapkan diri menghadapi semua prosedur ibadah dengan lancar. Antusiasme jamaah yang tinggi menunjukkan bahwa pendekatan praktek langsung ini efektif dalam menanamkan pemahaman mendalam tentang ihram dan manasik haji, sekaligus menyiapkan mereka secara fisik, mental, dan spiritual untuk perjalanan suci yang akan datang.

Antusiasme, Evaluasi, dan Harapan Jamaah dalam Menapaki Ibadah Haji

Kegiatan manasik haji KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo memunculkan antusiasme tinggi dari seluruh jamaah, baik jamaah reguler maupun khusus. Setiap peserta menunjukkan minat dan kesungguhan yang nyata saat praktek doa, talbiyah, dan penggunaan kain ihram, mencoba memimpin bacaan dan gerakan dengan bimbingan pembimbing. Partisipasi aktif ini menandakan bahwa jamaah tidak sekadar mengikuti kegiatan secara pasif, tetapi berusaha memahami setiap tahapan ibadah secara mendalam. Antusiasme tersebut juga menjadi indikator kesiapan mental dan spiritual mereka, membangun rasa percaya diri yang esensial sebelum menghadapi praktek manasik lanjutan maupun keberangkatan haji sesungguhnya.

Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cermat oleh pembimbing, memberikan umpan balik praktis dan konstruktif kepada setiap jamaah. Setiap kesalahan atau kekurangan dalam praktek, baik teknis maupun penghayatan spiritual, dijelaskan secara rinci sehingga jamaah dapat memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan ibadah mereka. Evaluasi ini menekankan disiplin, kesabaran, dan rasa tanggung jawab, sekaligus menanamkan pemahaman bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga penguatan karakter dan kesadaran etika selama menunaikan ibadah. Jamaah belajar untuk menghargai aturan, menjaga tata tertib, dan memahami makna setiap langkah dan bacaan dalam manasik haji.

Harapan dari kegiatan ini adalah agar setiap jamaah KBIHU Muhammadiyah Armina Sukoharjo lebih matang secara mental, spiritual, dan teknis dalam menghadapi manasik haji lanjutan di Singkil Boyolali maupun keberangkatan haji resmi. Dengan pemahaman yang diperkuat melalui praktek langsung, evaluasi, dan bimbingan pembimbing, jamaah diharapkan mampu menunaikan ibadah dengan khusyuk, tertib, dan penuh kesadaran. Kegiatan ini sekaligus menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas antarjamaah, karena mereka belajar saling mendukung, memberi semangat, dan belajar dari pengalaman satu sama lain. Dengan demikian, antusiasme, evaluasi, dan harapan yang terbangun menjadi modal penting bagi kesiapan jamaah menapaki seluruh rangkaian ibadah haji dengan penuh keyakinan dan ketulusan.


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo