Kejujuran Sebagai Nilai Ketauhidan

Sukoharjo, Diawal bulan Desember ini para peserta didik disibukkan dengan kegiatan Assessment Akhir Semester 1. Kegiatan ini merupakan satu diantara sekian alat ukur untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan atau penguasaan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan berjalan. Tidak hanya siswa tetapi orang tuapun sangat berperan untuk memantau dan menemani belajar buah hati mereka khususnya untuk peserta didik di tingkat sekolah dasar dan taman kanak kanak.

Setiap peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi assessment ini. Ada beberapa tipe pembelajar. Mari kita simak satu persatu.

Tipe pembelajar yang pertama adalah dia yang suka membuat rangkuman atau catatan penting pada lembaran lembaran kertas. Tipe yang satu ini paling jago dalam tulis menulis. Tipe berikutnya adalah dia yang suka mempelajari soal soal latihan yang ada dibuku pelajaran maupun di internet. Tipe yang satu ini kurang begitu tertarik untuk menulis. Adapun tipe yang ketiga adalah dia yang suka belajar kebut semalam. Ia baru belajar ketika mau ujian saja, waktu waktu sebelumnya dibiarkan berlalu begitu saja, dengan prinsip yang penting aku bahagia.

Sebagai orang tua yang bijak, jangan mudah menyalahkan atau membandingkan gaya belajar anak dengan temannya, saudaranya atau anak tetangga. Mestinya kita bersyukur bahwa anak kita masih mempunyai kesadaran untuk mau menyiapkan diri dalam menghadapi assessment. Tidak abai atau mencari jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang bagus. Karena di luaran sana masih banyak kita temui anak anak yang tidak bertanggung jawab secara penuh hanya demi memuaskan hati orang tua mereka untuk mendapatkan nilai bagus.

Mereka tidak memegang nilai pentingnya kejujuran, hingga tanpa merasa berdosa mencontek pekerjaan teman atau membuka buku catatan untuk memperoleh jawaban yang tepat.

Nilai Apa sebenarnya yang harus kita tanamkan ke dalam diri putra putri kita? Tiada lain adalah nilai tauhid. Dimana seorang anak tahu betul bahwa dirinya selalu diawasi oleh Alloh, hidupnya bergantung kepada Alloh. Keberhasilan akan diraih ketika seorang itu mau berusaha dan berdoa. Belajar itu merupakan proses yang panjang. Naiki tangga demi tangga pembelajaran dengan segala kekuatan hingga akhirnya kita mampu meraih kesuksesan.

Sebagai orang tua marilah kita support anak anak kita. Saat mereka malas bangkitkan semangatnya, saat mereka lalai ingatkan tanggung jawabnya. Saat mereka punya prestasi tinggi, sadarkan bahwa diatas langit masih ada langit. Sehingga mereka tetap tawaduk (rendah hati) meskipun berprestasi tinggi.

Penulis : Wahyuti, S.Pd (Wali Kelas 6D SD Muhammadiyah Palur)

Ikuti kami

@pdmSukoharjo