Ketika Indonesia Bicara Perdamaian dan Menjadi Teladan Kepemimpinan di Tengah Krisis Gaza

Bagikan Juga Ke

Oleh: H. Aris Rakhmadi, S.T., M.Eng.

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ عَلَى نِعْمَةِ الْإِيمَانِ وَالْإِسْلَامِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِمَعْرِفَةِ الْأَمَانَةِ وَإِقَامَةِ الْعَدْلِ، وَنَسْأَلُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يُصْلِحَ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَيَهْدِيَهُمْ لِرِعَايَةِ الْأَمَانَةِ وَإِقَامَةِ الْقِسْطِ فِي الْبِلَادِ وَأَنْ يَهْدِيَنَا لِلنَّصْرِ عَلَى الظُّلْمِ وَإِنْصَافِ الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ التَّقْوَى رَأْسُ الْأَمَانَةِ وَمِفْتَاحُ الْخَيْرِ وَالرَّحْمَةِ، وَبِهَا تَسْتَقِيمُ الْحَيَاةُ وَتَعُمُّ الْبَرَكَةُ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta alam, yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman, nikmat Islam, dan kesempatan untuk berkumpul di hari yang mulia ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa meneladani beliau hingga akhir zaman.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah kita memulai khutbah ini dengan meningkatkan takwa kepada Allah ﷻ. Ketakwaan adalah landasan setiap amal kita, termasuk dalam menjaga perdamaian dan menebarkan rahmat di tengah masyarakat. Allah ﷻ berfirman:

وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal [8]: 61)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Islam adalah agama damai — Islam sendiri berasal dari kata salam, yang bermakna keselamatan dan kedamaian. Oleh karena itu, setiap Muslim memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjadi pembawa rahmat di tengah konflik dunia, bukan penyebar permusuhan.

Hari ini kita diingatkan bahwa kedamaian bukan sekadar wacana, tetapi tindakan nyata yang lahir dari ketakwaan dan kesadaran akan perintah Allah. Setiap langkah kita, baik di rumah, masyarakat, maupun dalam konteks global, hendaknya mencerminkan nilai Islam yang menyejukkan hati, memelihara harmoni, dan menegakkan keadilan.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Kita patut bersyukur kepada Allah ﷻ yang telah menganugerahkan kepada bangsa ini pemimpin dan rakyat yang mencintai kedamaian. Di tengah dunia yang diliputi ketegangan dan peperangan, Indonesia berdiri tegak sebagai bangsa yang menyerukan perdamaian. Dunia kini menaruh perhatian besar terhadap langkah-langkah diplomasi Indonesia dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Gaza. Pemerintah Indonesia tidak hanya menyuarakan kecaman terhadap kekerasan, tetapi juga mengulurkan tangan nyata melalui bantuan kemanusiaan, membuka fasilitas rumah sakit bagi korban perang, serta menyiapkan pasukan penjaga perdamaian untuk membantu pemulihan di tanah suci Palestina.

Inilah bentuk nyata dari nilai Islam yang hidup dalam kebijakan bangsa—bahwa setiap langkah politik, diplomasi, dan kemanusiaan harus berlandaskan rahmat dan keadilan. Ketika Indonesia berbicara di forum dunia, sejatinya yang bersuara adalah hati nurani umat Islam yang tidak rela melihat penderitaan saudara-saudaranya. Inilah bukti bahwa semangat rahmatan lil ‘alamin dapat diterjemahkan bukan hanya dalam doa, tetapi juga dalam tindakan nyata di panggung internasional.

Rasulullah ﷺ mengingatkan kepada kita tentang hakikat persaudaraan umat Islam dalam sabda beliau yang mulia:

قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ» (رواه البخاري ومسلم)

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya; ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa ukhuwah Islamiyah tidak berhenti pada rasa iba, melainkan menuntut tindakan nyata untuk melindungi dan membantu saudara kita yang tertindas. Maka, setiap langkah Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian Gaza sesungguhnya merupakan wujud nyata dari sabda Nabi ini: tidak membiarkan saudara disakiti dan dizalimi, melainkan hadir dengan kekuatan moral, diplomasi, dan kemanusiaan.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Kepemimpinan yang sejati tidak diukur semata-mata dari kekuasaan, jabatan, atau jumlah pengikut, tetapi dari kemampuan seorang pemimpin untuk menghadirkan rahmat dan melindungi yang lemah. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menjadikan keadilan dan kasih sayang sebagai landasan setiap kebijakan, bukan dominasi atau penindasan. Inilah ciri kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, yang senantiasa menempatkan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Salah satu contoh paling nyata adalah Perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah ﷺ memilih jalan perdamaian meskipun tampak tidak menguntungkan secara langsung bagi kaum Muslimin pada saat itu. Beliau menandatangani perjanjian yang bagi sebagian orang tampak berat, tetapi keputusan itu membawa kemaslahatan jangka panjang bagi umat Islam. Perjanjian ini membuka pintu dakwah yang lebih luas, mengurangi permusuhan, dan menciptakan kondisi aman bagi pertumbuhan masyarakat Muslim. Dari sini kita belajar bahwa kesabaran, kebijaksanaan, dan keberanian untuk memilih perdamaian adalah ciri pemimpin yang benar-benar mulia di mata Allah dan manusia.

Kini, kita dapat menarik paralel dengan sikap kepemimpinan Indonesia dalam kancah internasional. Dalam menghadapi krisis Gaza, Indonesia memilih jalur diplomasi dan kemanusiaan, bukan agresi atau permusuhan. Pemerintah menekankan negosiasi, bantuan kemanusiaan, dan keterlibatan aktif di forum internasional, menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan bangsa tidak hanya diukur dari senjata atau ekonomi, tetapi dari kemampuan moral dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan konflik. Inilah wujud nyata bahwa bangsa Indonesia dapat menjadi teladan kepemimpinan yang membawa damai, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

Dengan meneladani prinsip ini, jamaah sekalian, kita pun diajak untuk mengambil pelajaran: setiap posisi, jabatan, atau pengaruh yang kita miliki hendaknya digunakan untuk menebar rahmat, menegakkan keadilan, dan melindungi yang lemah. Kepemimpinan yang membawa damai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab umat Islam secara kolektif — melalui doa, dukungan moral, dan tindakan nyata dalam membantu sesama yang tertindas.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Keberhasilan diplomasi Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian di Gaza tidak terlepas dari doa, kepedulian, dan solidaritas umat Islam di seluruh dunia. Kita diajak untuk menyadari bahwa menegakkan keadilan dan membantu yang tertindas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab moral umat Islam secara kolektif. Setiap bantuan kemanusiaan, doa, maupun edukasi bagi generasi muda untuk mencintai perdamaian adalah bagian dari upaya menebar rahmat di muka bumi.

Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah [5]: 8)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kebenaran dan keadilan harus ditegakkan tanpa memandang pihak tertentu, sehingga setiap tindakan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia dalam konflik Gaza adalah perwujudan prinsip ini.

Selain itu, Allah ﷻ juga menegaskan kewajiban menolong yang tertindas:

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ اَهْلُهَاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ نَصِيْرًا

“Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.” (QS. An-Nisa’: 75)

Ayat ini menegaskan bahwa melindungi yang lemah dan menegakkan keadilan adalah kewajiban setiap Muslim, sehingga apa yang dilakukan Indonesia dalam aksi kemanusiaan dan diplomasi di Gaza adalah implementasi nyata dari perintah Allah.

Oleh karena itu, jamaah sekalian, marilah kita berperan aktif membawa pesan perdamaian: melalui doa, bantuan kemanusiaan, dan pendidikan anak-anak agar mencintai kedamaian. Dengan begitu, bangsa kita dan umat Islam secara keseluruhan menjadi penebar rahmat dan teladan bagi dunia, sesuai amanah ajaran Islam.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah kita menutup khutbah pertama ini dengan mengingat kembali bahwa segala keberhasilan dan peran Indonesia dalam diplomasi perdamaian hanyalah bagian dari kehendak Allah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan ketaqwaan, doa, dan kepedulian kita bagi saudara-saudara kita di Gaza dan seluruh dunia yang sedang mengalami penderitaan. Kita mohon kepada Allah ﷻ agar memberikan perlindungan, keselamatan, dan kemudahan bagi mereka, serta membimbing para pemimpin dunia agar senantiasa menegakkan keadilan dan kedamaian.

Ketika Indonesia berbicara tentang perdamaian, sesungguhnya yang bersuara bukan sekadar pemerintah atau pejabat negara, tetapi suara hati umat Islam yang mencintai keadilan, kasih sayang, dan perdamaian. Suara ini merupakan seruan moral yang menembus batas-batas negara dan agama, menjadi teladan bagi dunia bahwa kekuatan bangsa tidak hanya diukur dari senjata atau politik, tetapi dari komitmen moral, kemanusiaan, dan doa yang tulus.

Oleh karena itu, marilah kita berpartisipasi secara nyata sesuai kemampuan kita: melalui doa, bantuan kemanusiaan, dan penyebaran nilai perdamaian kepada keluarga dan masyarakat sekitar. Semoga Allah ﷻ senantiasa meneguhkan langkah kita, menjadikan bangsa Indonesia dan umat Islam sebagai penebar rahmat, pembawa kedamaian, dan teladan bagi seluruh umat manusia.

بارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِجَمِيعِ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Dari khutbah pertama ini kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa perdamaian bukan sekadar wacana, tetapi tanggung jawab nyata setiap Muslim dan bangsa yang mencintai keadilan. Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa kepemimpinan yang membawa rahmat, menegakkan keadilan, dan melindungi yang lemah adalah teladan yang dapat diikuti. Semua langkah diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan keterlibatan aktif dalam konflik Gaza adalah manifestasi dari nilai-nilai Islam yang hidup dalam kehidupan berbangsa, sesuai perintah Allah ﷻ dan teladan Rasulullah ﷺ.

Oleh karena itu, marilah kita semua mengambil peran: melalui doa, kepedulian, pendidikan, dan aksi nyata dalam menebar kedamaian dan menolong yang tertindas. Ketika Indonesia berbicara tentang perdamaian, sesungguhnya yang bersuara adalah suara hati umat Islam yang menginginkan dunia penuh rahmat, keadilan, dan kemanusiaan. Semoga Allah ﷻ senantiasa membimbing kita, memperkuat langkah bangsa ini, dan menjadikan kita semua sebagai penebar rahmat dan teladan bagi dunia.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِرِعَايَةِ الْأَمَانَةِ وَالْعَدْلِ، وَاجْعَلْهُمْ نَصِيرًا لِلْمُسْتَضْعَفِينَ. اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي بِلَادِنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فِلَسْطِينَ وَغَزَّةَ، وَأَنْزِلِ السَّكِينَةَ وَالرَّحْمَةَ عَلَى قُلُوبِهِمْ، وَوَحِّدْ صُفُوفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ وَالْعَدْلِ، وَاجْعَلْنَا سَبَبًا لِلسَّلَامِ وَالرَّحْمَةِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Aris Rakhmadi, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta sejak 2004, telah 21 tahun lebih aktif mengajar, aktif menulis di majalah Suara Muhammadiyah, Suara Aisyiyah, Tabligh, MedKom PWM Jateng


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo