Muhammad Nasri Dini
Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak ada nikmat yang lebih besar selain nikmat iman, Islam, dan kesehatan yang masih kita rasakan hingga saat ini. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan Islam yang terang benderang.
Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dalam maknanya yang hakiki adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa berada di jalan-Nya hingga akhir hayat nanti.
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…
Dalam setiap peradaban besar, pemuda selalu menjadi ujung tombak perubahan. Sejarah mencatat bagaimana kaum muda memainkan peran penting dalam menentukan arah bangsa dan agama. Salah satu contoh yang paling inspiratif adalah Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel pada tahun 1453. Di usianya yang masih muda, Al-Fatih menunjukkan kebijaksanaan, keberanian, dan kecerdasan yang luar biasa, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap pemuda.
Keberanian Al-Fatih tidak terbentuk hanya karena ambisi, melainkan karena keyakinannya pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh seorang pemimpin yang baik, pasukan yang baik, dan rakyat yang baik. Keberanian yang ia tunjukkan dilandasi oleh iman yang kuat, serta pengabdian untuk mencapai tujuan mulia. Rasulullah SAW yang bersabda,
لَتُفْتَحَنَّ القُسْطَنْطِينِيَّةُ وَلَنِعْمَ الأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الجَيْشُ ذَلِكَ الجَيْشُ
“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Ahmad)
Hadits ini adalah pembakar semangat bagi kaum muslimin dari masa ke masa sejak zaman sahabat untuk membebaskan Konstantinopel, mereka berlomba-lomba untuk menjadi sebaik-baik pasukan yang dinubuwahkan Rasulullah SAW. Meskipun ternyata tidak mudah upaya tersebut, namun mereka meyakini bahwa janji Rasulullah SAW itu pasti akan terjadi. Dan kenyataannya, hadits tersebut menjadi terwujud bersama pasukan Muhammad Al-Fatih.
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…
Di antara pelajaran yang bisa kita ambil dari penakhlukan Konstantinopel ini adalah bahwa salah satu kemuliaan dan kesuksesan perjuangan umat Islam adalah dengan adanya keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan ghirah juga keyakinan yang tinggi terhadap janji Rasulullah SAW. Dan semuanya itu tidak akan terwujud jika tidak diperjuangkan dengan langkah-langkah nyata dan strategis.
Semangat pembebasan ini pula yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan negeri ini. Meskipun dengan bekal senjata yang seadanya, bisa mengalahkan pasukan penjajah kafir Belanda yang melengkapi dirinya dengan persenjataan yang memadai dan jauh lebih modern. Melalui para kiai dan santri, para pembebas Indonesia meyakini firman Allah SWT,
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ بِنَآ اِلَّآ اِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِۗ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ اَنْ يُّصِيْبَكُمُ اللّٰهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِنْدِهٖٓ اَوْ بِاَيْدِيْنَاۖ فَتَرَبَّصُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ مُّتَرَبِّصُوْنَ
“Katakanlah: tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid). Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS. At Taubah [9]: 52)
Para ulama memaknai ‘salah satu dari dua kebaikan’ tersebut adalah mendapatkan kemenangan atau mati syahid. Mungkin ayat ini yang kemudian menjelma menjadi jargon para mujahidin, “hidup mulia atau mati syahid” (عِشْ كَرِيْماً اَوْ مُتْ شَهِيْدً). Para pejuang kemerdekaan Indonesia menterjemahkannya dengan lebih sederhana, “Merdeka atau Mati!”.
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…
Alinea Ke-3 Pembukaan UUD 1945 mengatakan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Bebasnya Konstantinopel, merdekanya Indonesia, dan semua keberhasilan perjuangan ini adalah tidak lepas dari rahmat Allah SWT. Maka sudah selayaknya kita lanjutkan perjuangan ini, dengan berbekal ridha Allah SWT. Salah satu yang wajib kita perjuangkan, tentu dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing yang kita miliki, di antaranya adalah membebaskan Al Quds dari cengkeraman Zionis Israel Yahudi. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya bagi para pejuang yang istiqamah, hingga mencapai kemenangan, atau syahid menjemput. Allah SWT berfirman,
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah [2]: 154)
Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia…
Demikian khutbah Jum’at kali ini. Semoga kita bisa meneladani Muhammad Al-Fatih, berjuang dengan langkah nyata untuk membuktikan janji Allah SWT, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk kebaikan ummat, membangun paradaban. Wallahul Musta’an
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِين
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ المُجَاهِدِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ