Menangkal Ideologi Setengah Hati dan Pragmatisme

Oleh: Agus Setiyono
( Sek. PW Muhammadiyah Jambi )

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, senantiasa dihadapkan pada berbagai tantangan dalam perjalanannya. Salah satu tantangan yang krusial dan perlu diwaspadai adalah ideologi setengah hati dan pragmatisme yang dapat menggerogoti nilai-nilai fundamental organisasi.

Ideologi setengah hati merujuk pada sikap yang tidak konsisten dan tidak teguh dalam memegang prinsip-prinsip Islam. Hal ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, seperti mudah tergoda oleh kepentingan sesaat, pragmatisme yang berlebihan, dan kurangnya komitmen terhadap nilai-nilai Islam yang murni.

Pragmatisme, di sisi lain, mengacu pada pendekatan yang lebih berfokus pada hasil daripada prinsip. Dalam konteks Muhammadiyah, pragmatisme dapat mendorong organisasi untuk mengesampingkan nilai-nilai Islam demi mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat membahayakan identitas dan tujuan mulia Muhammadiyah.

Beberapa dalil dan hadist shahih dapat menjadi landasan kuat bagi Muhammadiyah dalam menghadapi ideologi setengah hati dan pragmatisme. Berikut beberapa diantaranya:

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 177:

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Ayat ini menekankan pentingnya komitmen dan keteguhan dalam menjalankan kebaikan dan janji, termasuk janji untuk menegakkan prinsip-prinsip Islam.

Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim:

“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Hadist ini mendorong kita untuk selalu menyerukan kebaikan, termasuk menegakkan nilai-nilai Islam yang murni dalam organisasi Muhammadiyah.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah juga memuat prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh seluruh kadernya. Hal ini menjadi panduan ideologi bagi organisasi dan membantu mencegah penyimpangan dari nilai-nilai Islam.

Untuk mengatasi ideologi setengah hati dan pragmatisme, Muhammadiyah perlu mengambil langkah-langkah berikut:

Memperkuat Pendidikan Kader:
Memperdalam pemahaman kader tentang Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah melalui pendidikan formal dan non-formal.
Meningkatkan Silaturahmi Antar Kader:
Membangun hubungan yang kuat antar kader untuk saling menguatkan dan mengingatkan dalam menegakkan prinsip-prinsip Islam.
Meningkatkan Transparansi:
Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan organisasi dan pengambilan keputusan untuk membangun kepercayaan dan menghindari pragmatisme.
Membina Pemimpin Muda: Membina pemimpin muda yang memiliki komitmen kuat terhadap Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah.

Ideologi setengah hati dan pragmatisme merupakan tantangan serius bagi Muhammadiyah. Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam, memperkuat silaturahmi antar kader, meningkatkan transparansi, dan membina pemimpin-pemimpin muda, Muhammadiyah dapat mengatasi tantangan ini dan terus berkembang sebagai organisasi yang kuat dan berpengaruh.

Marilah kita bersama-sama bekerja untuk memastikan bahwa Muhammadiyah tidak hanya hidup, tetapi juga memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya, sesuai dengan ajaran Islam yang mulia.


Wallahu a’lam bishshawab

Ikuti kami

@pdmSukoharjo