Milad ke-46 Malimpa, Film Dokumenter “Djajo” Diputar di UMS: Angkat Sosok Humanis Pecinta Alam yang Menginspirasi

WhatsApp Image 2025-06-03 at 10.48.57
Bagikan Juga Ke

SURAKARTA – Dalam rangka Milad ke-46, Mahasiswa Muslim Pecinta Alam (Malimpa) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pemutaran film dokumenter berjudul “Djajo”. Film ini merupakan bentuk penghormatan kepada almarhum Bang Djajo, sosok ikonik dalam dunia pecinta alam yang dikenal luas karena dedikasinya terhadap kegiatan sosial, kemanusiaan, dan spiritualitas.

Ketua Steering Committee Milad ke-46 Malimpa, Yuzzri Angga Karunia, menjelaskan bahwa pemutaran film dokumenter Djajo, menjadi bagian dari upaya mempererat silaturahmi antara pecinta alam se-Jawa Tengah dan DIY serta instansi SAR se-Soloraya.

“Film ini kami bawa dalam rangka roadshow Milad sebagai bentuk penghormatan kepada Bang Djajo, sosok yang dihormati di banyak Mapala. Beliau simbol persatuan dalam keberagaman yang sangat relevan dengan semangat Milad kali ini,” ujarnya, Selasa (3/6).

Milad Malimpa UMS ke-46 sendiri terbagi menjadi dua agenda utama. Tanggal 24-25 Mei 2025 difokuskan untuk kegiatan internal guna merekatkan keluarga besar Malimpa. Sedangkan malam puncak Milad 27 Mei 2025 mengajak komunitas lebih luas untuk bersinergi dalam kegiatan outdoor, kemanusiaan, dan pelestarian lingkungan.

Yuzzri juga menambahkan bahwa Malimpa selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari aksi bersih sungai, edukasi ke sekolah binaan, hingga menjadi garda terdepan dalam respon bencana seperti banjir di wilayah Pati dan sekitarnya.

“Kami tidak hanya melatih skill di alam terbuka, tetapi juga menanamkan kepedulian sosial dan kontribusi nyata pada masyarakat. Ini juga bagian dari komitmen kami mendukung agenda-agenda pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.

Disutradarai oleh Ressy Elang Andrian yang juga merupakan bagian dari komunitas pecinta alam, film Jajo digarap selama kurang lebih delapan bulan, termasuk proses riset dan pengambilan gambar yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Sukabumi Selatan, Purwokerto, hingga Surakarta. Film ini menggambarkan sisi humanis dan spiritual dari sosok Bang Djajo, bukan semata aktivitas outdoor yang selama ini melekat dengan dirinya.

“Bang Djajo ini sosok yang sangat nyentrik, bisa bergaul dengan siapa saja, bahkan anak muda, meski usianya sudah 60-an. Tapi yang paling membekas bagi saya adalah semangat sosial dan perjalanannya mendalami agama menjelang akhir hayat,” ungkap sang sutradara.

Pemutaran film yang digelar pada Selasa (27/5) itu, dipilih sebagai bagian dari rangkaian Milad karena memiliki keterkaitan erat dengan sejarah dan nilai-nilai yang dijunjung Malimpa. Almarhum Jajo diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Malimpa UMS dan pernah menjadi mentor dalam kegiatan arung jeram serta pelatihan-pelatihan penyelamatan di alam bebas.

“Makanya penting sekali bagi kami untuk memutar film ini di Milad Malimpa. Apalagi di filmnya juga ada episode khusus tentang anak didik Bang Djajo, termasuk dari Malimpa sendiri,” tambahnya.

Proses produksi film ini tidak lepas dari tantangan, khususnya terkait pendanaan dan akses lokasi. Salah satu perjalanan paling berkesan adalah saat tim harus menempuh perjalanan darat selama lima jam ke Jampang Surade, Sukabumi Selatan, demi merekam dokumentasi tentang TK Kazaria—sebuah sekolah yang didirikan dengan perjuangan almarhum Bang Djajo.

Selain menjadi media apresiasi terhadap sosok Bang Djajo, film ini juga menjadi sarana refleksi bagi generasi muda, khususnya pecinta alam. “Banyak yang hanya tahu Bang Djajo dari sisi outdoor, tapi ternyata beliau juga mendirikan sekolah, aktif di kegiatan sosial, dan memperdalam agama. Ini pesan penting yang ingin kami angkat,” ujarnya.

Dengan semangat “bersatu dalam keberagaman”, Milad ke-46 Malimpa diharapkan menjadi momentum memperkuat jejaring antar komunitas pecinta alam dan meneladani nilai-nilai luhur dari sosok Bang Djajo. (Fika/Humas)


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo