Rektor UMS Tegaskan Guru Muhammadiyah Harus Adaptif, Progresif, dan Moderasi

IMG-20250601-WA0005
Bagikan Juga Ke

SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan dasar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, dalam seminar akbar Forum Kepala Sekolah SD/MI Muhammadiyah se-Jawa Tengah yang digelar pada, Sabtu (31/5) bertempat di Auditorium Mohammad Djazman.

Dalam pidatonya, Harun menekankan pentingnya rasa syukur sebagai fondasi spiritual dan etos kerja para pendidik. Ia mengingatkan bahwa menjadi guru di lingkungan Muhammadiyah bukan sekadar mencari penghasilan, tetapi merupakan jalan pengabdian yang penuh nilai keikhlasan dan perjuangan.

“Syukur itu tidak cukup hanya di lisan, tapi harus di hati dan diwujudkan dalam amal. Salah satunya melalui pengabdian sebagai guru dan kepala sekolah Muhammadiyah. Kalau jadi guru hanya mengeluh, berarti belum paham makna menjadi pendidik. Harus mindful, meaningful, dan joyful,” tegasnya.

Rektor UMS juga menyoroti pentingnya soliditas para kepala sekolah dan guru sebagai satu gerakan dakwah pendidikan. Ia menambahkan bahwa kekompakan bukan berarti seragam dalam cara, tetapi satu visi dalam cita-cita.

“Menjadi guru atau kepala sekolah itu harus kompak, kokoh, dan komitmen. Di Muhammadiyah, kita diajarkan untuk punya daya juang, militansi yang tinggi. Tidak gampang goyah oleh situasi. Pendidikan Muhammadiyah itu harus digerakkan secara berjamaah, bukan sendiri-sendiri. Maka harus saling dukung, saling kuatkan,” ujar Harun.

Dalam konteks tantangan zaman, Harun menekankan pentingnya tiga karakter utama yang harus dimiliki pendidik Muhammadiyah: adaptif, progresif, dan moderat. Adaptif berarti siap belajar seumur hidup; progresif berarti bergerak lebih cepat dan inovatif; dan moderat berarti mampu menjembatani perbedaan serta menjadi pelopor perubahan sosial.

Sebagai bentuk konkret dukungan institusi, Prof. Harun menekankan pentingnya peningkatan kualifikasi akademik para kepala sekolah. “Siapa yang belum S2, segera cari program. Kami siapkan bantuan beasiswa 50% dari UMS. Jangan tunggu tiga semester, dua semester harus selesai,” tegasnya.

UMS, lanjutnya, siap menjadi mitra utama dalam mendorong percepatan studi lanjut bagi para pendidik Muhammadiyah. “Kalau perlu S3, ambil di UMS. Kami siapkan skema pembiayaan yang meringankan. Ini investasi pendidikan jangka panjang,” tambahnya.

Sebagai Plt Ketua LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Harun mengakui bahwa ia memiliki tanggung jawab besar terhadap lebih dari 200 perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah. Namun ia menegaskan bahwa UMS tetap menjadi prioritas utamanya. “Saya pastikan UMS tetap menjadi rumah besar gerakan pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Prof. Harun mengajak seluruh peserta untuk membingkai perjuangan mereka dalam semangat I-A-M: Ilmu, Amal, dan Manfaat. “Tanpa ilmu, amal tak berdasar. Tanpa amal, ilmu tak berbuah. Dan puncaknya adalah manfaat yang luas bagi umat dan bangsa,” pungkasnya. (Alvian/Humas)


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo