SURAKARTA – Investasi mungkin identik dilakukan oleh para pebisnis atau orang yang sudah memiliki penghasilan. Namun, sejatinya investasi dapat dilakukan oleh siapapun termasuk anak muda, bahkan yang belum memiliki penghasilan sendiri.
Investasi saat ini sering disalahartikan sebagai ajang mendapat keuntungan dengan cepat ataupun ketakutan tertinggal tren (FOMO). Padahal investasi adalah wujud kesadaran finansial dan juga bentuk perencanaan kehidupan jangka panjang yang stabil.
Di tengah maraknya investasi di kalangan anak muda, Zulfa Irawati, S.E., M.Si dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mengatakan bahwa investasi bagi anak muda harus dimulai dari sekarang untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
“Investasi keuangan yang aman bagi anak muda terutama yang belum bekerja yaitu investasi dalam sekuritas yang tidak dapat diperjualbelikan, terutama tabungan,” jelas dosen FEB UMS, Selasa (15/7)
Namun bagi anak muda yang menyukai tantangan dan juga resiko dapat berinvestasi pada instrumen sekuritas yang dapat diperjualbelikan.
“Bagi anak muda yang suka tantangan dan risiko, bisa berinvestasi dalam sekuritas yang dapat diperjualbelikan di pasar modal dalam bentuk investasi saham atau obligasi,” tambahnya.
Bagi anak muda yang ingin terjun ke investasi berisiko, sangat penting untuk terus belajar dan melakukan riset mendalam, tidak hanya sekedar menyukai tantangan saja. Dilansir dari media berita Tempo, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sepanjang pekan ini, anjlok 3,61 persen atau 258,927 poin dari level 7.166,065 menjadi 6.907,138 di penutupan Jumat, 20 Juni 2025. Penurunan ini disebabkan adanya aksi jual besar-besaran oleh investor asing. Akibatnya komposisi perdagangan menunjukkan dominasi jual lebih tinggi dibandingkan beli dan menyebabkan kerugian yang cukup besar.
Zulfa menyarankan, anak muda dapat memulai berinvestasi dengan menyisihkan pendapatan atau uang saku dari yang diterima ke dalam tabungan. Investasi sebaiknya juga diniatkan untuk investasi jangka panjang.
“Dianjurkan untuk berinvestasi sesuai syariah agar keuntungan didapatkan menjadi berkah. Pilihlah instrumen investasi yang sesuai. Perlu ditekankan bahwa investasi adalah jangka panjang yang ketika sudah mendapatkan keuntungan tinggi maka sebaiknya tetap terus dilakukan,” tegas Zulfa.
Pemaparan yang disampaikan dapat dijadikan sebagai strategi utama bagi anak muda dalam memulai investasi dengan aman, dan sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Dengan langkah yang tepat, investasi dapat membantu untuk mencapai stabilitas finansial di masa yang akan datang.
Disamping itu, anak muda juga harus terus konsisten dan haus akan pemahaman investasi mendalam. Zulfa menyebut beberapa dorongan yang dapat membuat anak muda aktif untuk berinvestasi.
“Paksa diri untuk menunda konsumsi sekarang, sisihkan sebagian pendapatan atau uang saku untuk investasi. Biasakan diri untuk melakukan investasi meskipun dalam jumlah sedikit dengan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang,” tuturnya.
Lalu langkah lain yang bisa dilakukan yaitu dengan membaca dan memahami kebiasaan para investor sukses. Alhasil akan menumbuhkan keinginan untuk melakukan investasi. Pemahaman ini diharapkan dapat menumbuhkan keinginan kuat untuk terus berinvestasi dan merancang masa depan finansial yang lebih stabil.
Sebagai penutupnya, ia memberikan catatan penting bagi anak muda “Keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan adalah salah satu usaha baik agar terhindar dari risiko yang merugikan, investasi salah satunya. Namun berinvestasi itu memerlukan ilmu yang mendalam agar berhasil dan menguntungkan,” pungkasnya. (Bestireina/Humas)