Gunungkidul, DIY – Dalam semangat menjaga ukhuwah islamiyah sekaligus memperkuat barisan kader, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Nguter kembali menyelenggarakan agenda tahunan bertajuk Late Syawalan Camp 2#, yang dilaksanakan pada Sabtu–Ahad, 10–11 Mei 2025. Lokasi kegiatan dipilih di Pantai Sundak, salah satu destinasi wisata alam unggulan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menawarkan nuansa laut yang teduh dan panorama alam yang menyejukkan jiwa.
Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan pasca-Ramadan, melainkan menjadi bagian dari program strategis PCPM Nguter dalam rangka membangun semangat kebersamaan, memperkuat loyalitas kader, serta mempersiapkan regenerasi kepemimpinan muda Muhammadiyah. Dalam suasana kebersamaan yang dibalut kesederhanaan dan nilai-nilai dakwah, peserta diajak merenungi kembali peran penting pemuda sebagai ujung tombak perubahan di tengah masyarakat.
Acara ini diikuti oleh 35 peserta, yang terdiri dari pengurus PCPM Nguter, kader aktif, serta maha santri dari Ma’had Aly Ahmad Dahlan Nguter, sebagai wujud sinergi antara ortom dan amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi keislaman. Partisipasi para maha santri ini juga dimaksudkan sebagai sarana pengenalan lebih dini terhadap dinamika gerakan Pemuda Muhammadiyah di level cabang dan akar rumput.
Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan beberapa alumni PCPM serta tokoh muda Muhammadiyah Nguter sebagai pembicara inspiratif dan fasilitator kegiatan.
Selama dua hari satu malam, para peserta mengikuti berbagai kegiatan yang dikemas dalam suasana santai namun tetap edukatif dan reflektif. Di antaranya adalah:
• Refleksi ruhiyah bersama di tepi pantai
• Diskusi dan sharing session bertema “Kepemudaan, Dakwah, dan Perubahan Sosial”
• Tadabbur alam dan spiritual journey
• Outbond kekompakan dan permainan edukatif
• Dialog terbuka antar kader dan pengurus PCPM
• Malam keakraban dan api unggun ukhuwah
Melalui rangkaian ini, para peserta tidak hanya memperoleh pengalaman kebersamaan yang menyenangkan, tetapi juga pemahaman mendalam tentang pentingnya peran kader muda dalam mewujudkan visi dan misi gerakan Muhammadiyah di masa depan.
Ketua PCPM Nguter, Rasyid Fauzan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Syawalan Camp merupakan wadah penting untuk memadukan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ideologis dalam satu aktivitas bersama. Ia menyatakan rasa syukurnya atas kelancaran kegiatan, sekaligus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung.
“Alhamdulillah, kegiatan Syawalan Camp 2# berjalan dengan baik dan penuh semangat ukhuwah. Ini bukan sekadar rihlah atau liburan biasa. Ini adalah proses penyatuan hati, pemikiran, dan komitmen kader untuk terus bergerak bersama membesarkan Pemuda Muhammadiyah di wilayah Nguter dan sekitarnya,” ujar Rasyid.
Ia juga menambahkan bahwa ke depan, agenda-agenda semacam ini perlu terus dihidupkan secara berkala, sebagai salah satu instrumen kaderisasi non-formal yang mengedepankan pendekatan emosional dan kekuatan komunitas.
Syawalan Camp 2# menjadi contoh nyata bahwa kaderisasi tidak selalu harus berlangsung di ruang kelas atau forum formal. Justru di ruang-ruang alami dan akrab seperti ini, terjadi dialog hati ke hati antar kader, lahirnya ide-ide baru, serta munculnya semangat kolektif untuk terus berkontribusi secara nyata di tengah masyarakat.
Peserta terlihat antusias dan terlibat aktif dalam setiap sesi. Banyak di antara mereka yang menyatakan kegiatan ini membuka wawasan baru, membangun kembali motivasi, serta mempererat rasa memiliki terhadap gerakan Pemuda Muhammadiyah.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi program insidental, tetapi menjadi tradisi kaderisasi yang terus berlanjut dan berkembang. Dengan semakin eratnya kolaborasi antar amal usaha Muhammadiyah dan ortom seperti ini, akan semakin besar pula potensi lahirnya kader-kader unggul yang siap mengisi ruang-ruang dakwah di era yang terus berubah.
______________
Dengan semangat fastabiqul khairat dan komitmen untuk terus membersamai kader di level akar rumput, PCPM Nguter melalui Syawalan Camp 2# membuktikan bahwa kaderisasi adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan strategi kreatif, ruang kolaboratif, dan keikhlasan dalam bergerak.