Tim Dosen UMS Rancang Inovasi Mesin untuk Efisiensi Produksi Pupuk Kotoran Kambing Ramah Lingkungan di Sragen

WhatsApp Image 2025-09-08 at 11.03.08 AM
Bagikan Juga Ke

SURAKARTA – Gubug Mimpi, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen merupakan salah satu desa yang berpusat pada adidaya pertanian dan tanaman hidroponik. Serangan hama khususnya hama kutu kebul pada tanaman pangan dan hortikultura menjadi salah satu tantangan dalam pertanian. Hama ini berdampak pada penurunan produktivitas pertanian dan kerugian ekonomi bagi petani.

Salah satu cara penunjang produktivitas pertanian tersebut, para petani kreatif di Desa Gubug Mimpi berinisiatif membuat pupuk ramah lingkungan berbahan dasar kotoran kambing. Namun, adanya keterbatasan alat pengolahan pupuk membuat proses produksi berjalan lambat sehingga hasil yang diperoleh belum optimal.

Tim dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dewi Novita Sari, S.Si., M.Sc., dari Fakultas Geografi UMS selaku ketua program berkolaborasi dengan Dr. Ir. Sri Hartati, M.P., dari Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara dan Ir. Sartono Putro, M.T., dari Fakultas Teknik UMS berupaya mengatasi permasalahan tersebut.

Tim ini melaksanakan Program DPPM Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2025 dengan tema “Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan oleh Petani Milenial untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi Pupuk Kotoran Kambing di Desa Gubug Mimpi, Plupuh, Sragen”.

“Kami membantu petani milenial untuk dapat meningkatkan efisiensi produksi kotoran kambing dan produksi hidroponik sebagai produk unggulan,” jelas Dewi Novita Sari, Senin (8/9).

Dalam melaksanakan kegiatan, Dewi berkolaborasi dengan Dr. Ir. Sri Hartanti, M.P., dari Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara dan Ir. Sartono Putro, M.T., dari Fakultas Teknik UMS. Kolaborasi ini telah dilakukan secara efektif dan berlanjut sejak Juni 2025.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (23/8), materi pertama menjelaskan tentang pengelolaan bibit hidroponik di greenhouse secara efektif, langkah-langkah penyemaian tanaman hidroponik, dan pencegahan kutu kebul. “Di dunia pertanian memang banyak tantangan besar, maka dari itu banyak sekali faktor-faktor yang harus kita urus supaya tanaman kita bagus,” ujar Sri Hartanti saat menjelaskan materi pertama kegiatan tersebut.

Selanjutnya, Sartono Putro memperkenalkan model vertical screw conveyor sebagai alat pencacah kotoran kambing menjadi serbuk dan power sprayer portable untuk sterilisasi greenhouse. Kedua alat tersebut dapat membantu petani meningkatkan efisiensi pembuatan pupuk kambing sekaligus menambah produksi pupuk. Pembuatan kedua alat dilakukan selama kurang lebih 3 bulan dan telah diserahterimakan kepada mitra pada awal September 2025.

“Kita harus berinovasi agar lebih maju dan lebih cepat,” paparnya saat menjelaskan terkait inovasi alat pencacah kotoran kambing.

Tim ini berharap, dengan adanya kolaborasi dan pemaparan materi sebelumnya, diharapkan para petani milenial di Gubug Mimpi, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen dapat lebih produktif dan efisien dalam menghasilkan pupuk organik berbahan dasar kotoran kambing.
Pendampingan dari UMS ini, lanjutnya, diharapkan dapat membuka peluang baru bagi para petani setempat dalam mengembangakan pertanian modern dan ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani setempat. (Maysali/Humas)


Bagikan Juga Ke

Ikuti kami

@pdmSukoharjo