SURAKARTA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar “Penerapan Pembelajaran STEAM-Project Based Learning untuk Pembelajaran Matematika dan IPA Sekolah Dasar yang Menyenangkan” yang diselenggarakan di SD Birrul Walidain Muhammadiyah Tanon, Sragen. Kegiatan ini melibatkan guru-guru dari SD Muhammadiyah Sragen, SD Birrul Walidain Muhammadiyah Tanon, serta Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Taraman.
Acara tersebut bertujuan untuk memberikan pengalaman dan wawasan baru kepada guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Matematika dan IPA yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Kegiatan terbagi dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, dosen Prodi Matematika UMS, Nuqthy Faiziyah, S.Pd., M.Pd., memaparkan materi tentang konsep STEAM. Ia menekankan pentingnya membangun suasana belajar yang ramah bagi siswa, khususnya dalam mata pelajaran Matematika yang kerap dianggap sulit.
“Jangan menambah trauma kepada siswa terkait matematika, beri kesan menyenangkan. Dengan STEAM, siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis sekaligus menikmati proses belajar karena mendapat visualisasi nyata,” ungkap Nuqthy yang juga sebagai Ketua Tim Pengabdian UMS, Kamis (11/9).
Dilanjutkan pada sesi kedua, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMS, Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd., menyampaikan materi mengenai Project Based Learning (PjBL). Dalam paparannya, ia menyoroti tiga tantangan utama dalam pembelajaran, yaitu keterbatasan media, kurangnya keaktifan siswa, serta minimnya kreativitas guru.
“Guru dituntut kreatif dalam keterbatasan. Guru adalah dalang dalam pembelajaran,” tegas Ika.
Sesi ketiga diisi dengan praktik langsung penerapan STEAM PjBL melalui kegiatan membuat mobil karet bertenaga dari botol bekas. Melalui aktivitas ini, para guru belajar menganalisis komponen STEAM sekaligus mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat.
Antusiasme peserta tampak jelas dari respons yang diberikan. Salah satu guru SD Birrul Walidain Muhammadiyah Tanon mengungkapkan rasa senangnya.
“Pelatihan ini seru, menyenangkan, dan mudah dipahami. Membuat mobil bertenaga pegas memang tidak mudah, tapi justru menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar, apalagi jika nanti diterapkan di kelas,” tuturnya.
Melalui kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (30/8) itu, tim berharap para guru dapat terinspirasi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih variatif, bermakna, dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya di Sragen. (Fika/Humas)